Urus CV Sendiri, Bisa dan Gampang!

Okeee… gue mau cerita pengalaman satu tahun lalu saat makin serius untuk membangun bisnis sendiri (well berdua lebih tepatnya). Berhubung modal ngepas alias modal dengkul, kami (gue dan Jessi) memutuskan untuk mengurus segala perizinan sendiri alias tanpa bantuan agen. Mulailah gue googling, cari tahu gimana sih caranya kalau mau bikin CV? Pasti ada pertanyaan, kenapa nggak sekalian bikin PT? Jawabannya adalah… modalnya nggak nyampe untuk bikin PT! πŸ˜€ Oke, kembali lagi cara membuat CV, ternyata persyaratannya sangat mudah dipenuhi kok.

Pertama, ke notaris untuk pembuatan akta usaha. Nah, cari notaris aja bingung lagi. Mana yang nggak matre? Mana yang deket dari rumah? Mana yang bisa dipercaya? Setelah tanya ke beberapa orang, akhirnya gue memutuskan untuk menghubungi teman tante gue, yang kebetulan juga notaris. Setelah kontak beberapa kali via WA, menjelaskan jenis usaha lalala, gue dan Jessi datang ke sana untuk sowan sekalian tanda tangan. Pertama kali ketemu, Ibu Notaris ini ramah sekali, helpful, memberi penjelasan dengan baik, dan anak buahnya pun memberikan pelayanan yang oke bingits. Di sini kesempatan kita untuk nanya semua persyaratan dan langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat CV sendiri. Minta mereka mengurus semua sampai jadi? Bisa. Tapi… gue nggak mau. Pengen nyoba urus semua sendiri πŸ˜€ Oh iya, pas maju ke notaris, kudu sudah punya nama CV, minimal 2 orang, sudah menentukan lokasi/tempat usaha – ada hubungannya dengan pengurusan izin domisili- dan tahu jenis usaha yang akan dijalani.

Kedua, ke kelurahan untuk mengurus izin domisili. Di DKI Jakarta, rumah nggak bisa dijadikan sebagai alamat tempat usaha. Jadi pastikan lagi lokasi usahanya, mau sewa/beli ruko/ruang kantor, atau virtual office. Gue pake virtual office, karena memang nggak ada dana untuk sewa ruko — ini jadi salah satu cita2 Kanakata, punya kantor sendiri πŸ˜€ Jadi, gue hunting VO dulu, mana harga yang paling ekonomis dan dekat dengan akses KRL. Setelah survei dan klik, bayar biaya sewa, dan gue dapet surat dari kantor VO, yang dipakai untuk mengurus surat domisili di kelurahan. Apakah VO tidak menyediakan jasa pengurusan? Nyediain dong, tapi gue nggak mau keluarin duit sejuta, jadi gue putuskan untuk mengurus sendiri. Googling lagi di mana letak persisnya kelurahan yang dimaksud, datang pagi sekitar jam 8, nunggu petugas ready, langsung dibikin saat itu juga, nunggu tanda tangan lurah, dan… dicap GRATIS! Iya, GRATIS! Gue langsung gembiraaaa banget jadi warga Jakarta, berasa diurusin sama negara! Oh iya, surat izin domisili-nya masih sementara, karena harus menyertakan NPWP perusahaan, jadi gue langsung cuzzz melakukan langkah ketiga.

Ketiga, pergi ke kantor pajak untuk mengurus NPWP. Ini juga gampang banget, bawa fotokopi akte-nya, jangan lupa bawa KTP dan NPWP pribadi, surat domisili, dan kartu langsung jadi hari itu juga. Nantinya akan dikirim surat berisi wajib pajak apa saja yang harus kita bayar.

Keempat, nah ini nih yang sebenarnya bikin rada emosi. Ke Pengadilan Negeri untuk mendaftarkan usaha. Gue datanglah pagi-pagi ke pengadilan negeri, nggak ada petunjuk yang jelas gue mesti ke mana, tanya2, dan diarahkan untuk ke satu ruangan, isinya beberapa meja kosong, dan ada 2 ibu duduk di sana, sambil rumpiiii nggak penting. Gue serahin semua persyaratan yang diminta ke salah satu ibu, dan… beliau langsung bilang: Biayanya Rp300.000. Gue tanya: Nanti akan ada kuitansi ya Bu? Dijawab: Kami nggak mengeluarkan kuitansi. WHAAAAAAAT….. Untung bawa dompet, ada isinya pas 300rb, gue kasih dan nanya lagi: Bisa selesai hari ini? Saya tunggu. Dia bilang lagi: Oh bisa, tapi nunggu dulu ya, orang yang mengurus ini belum datang. Waktu itu udah sekitar jam 9an. Gue duduk di situ, gue tungguiiiiiin sampe ibu itu datang. Sekitar 9.30, datanglah ibu berbusana santun, dan mulai bekerja sambil tetep rumpi sama 2 rekan kerjanya tadi. Jadi uang 300rb dimasukinlah di laci (atau diselipin di berkas itu ya?), mencatat di buku besar, kasih cap, masuk ke ruangan atasannya, dan dapatlah gue cap dan tanda tangan senilai 300rb itu. Miris bo ngeliatnya, di pengadilan, di mana harusnya ada kejujuran di sana, kok ya malah terang2an minta duit.

Kelima, ke kecamatan untuk pengurusan SIUP – Suran Izin Usaha Perdagangan. Bawa semua berkas (plus fotokopi) dan foto ukuran 3X4, jangan lupa bawa juga catatan keuangan – sederhana aja, modal berapa, pengeluaran berapa, yang harus dilaporkan. Sebenernya sih ini untuk menentukan kita ada di posisi UKM yang mikro, menengah, atau yang besar. Ada kategorinya, pastiin kita tahu aset-aset yang kita punya. Pelayanannya juga cepat, dan satu pintu, dijanjikan besoknya sudah selesai. Dan bener lho, besoknya pas gue ke sana, udah kelar suratnya, dan… lagi2 ada cap GRATIS πŸ˜€

Keenam, alias terakhir, pergi ke kantor Walikota untuk mengurus TDP – Tanda Daftar Perusahaan. Semua dokumen di atas tadi dibawa, jangan lupa difotokopi, bawa materai (kalau nggak bawa ada kantor pos di situ, bisa langsung beli), dan ada beberapa formulir yang mesti diisi. Bisa didownload kok formulirnya di website. Eeeeh… tapi barusan gue cek situsnya, udah bisa via online, jadi sok dicoba aja ya. AAAAh… hampir lupa. Harus punya BPJS Ketenagakerjaan. Jadi buat yang pernah ngantor, bawa aja kartu jamsosteknya. Kalau gue, bikin baru – dan ada counter BPJS Ketenagakerjaan di sana kok. Walaupun niiih… kalau gajinya nggak tentu tiap bulan, dikenakan sekian persen dari UMR. Gue ambil yang tanpa pensiun, kenanya per bulan sekitar 190an ribu. Nanti kita dapat sertifikat kalau kita ikut BPJS Ketenagakerjaan. Kalau sudah lengkap semua, antre di loket, semua berkas rapi dan beres, dijanjikan besokannya jam 13.30 surat sudah bisa diambil. Gue buktiin lagi, langsung datang besokannya, di jam 13.30 dan… bener lho, udah bisa diambil dan ada cap GRATIS!!!!

Terus terang pengalaman ini bikin gue seneng banget karena mengurus izin usaha itu ternyata mudah, cepat, dan tentu saja… gratis! Nggak ada tuh yang namanya pungli. Gue berasa negara hadir untuk memudahkan hidup warganya. Terima kasih Pak Ahok! Dan antrenya juga nggak terlalu lama. Saran gue sih, datang lebih pagi, bawa alat tulis lengkap, dan pastikan semua dokumen ada fotokopinya. Toh kalau nggak ada, tersedia tukang fotokopi di dekat2 situ kok πŸ™‚

 

26 Comments Add yours

  1. Ryan berkata:

    Halo rully, boleh tau berapa biaya jasa Notaris pembuat CV…atau boleh minta contactnya? Thx ya

    1. rullylarasati berkata:

      halooo… aduh, maap banget lama balasnya. Biaya notaris dua tahun yang lalu skeitar 3,5 juta. Notarisku lokasinya di Jakarta Timur, dengan ibu Wiwik, ini nomornya: 021-4892214

  2. Rita berkata:

    Hi rully, ms blom paham nih yg dimaksud bayar sewa VO? Cari VO nya dmn ya rull.. mau donk infonya.. bayar brp? Kebetulan gw buka catering di rumah rawamangun masi jaktim & Baru mau bikin CV & pengen urus sendiri.
    Thanks for ur help say..

    1. rullylarasati berkata:

      hai! maaf baru balas… smoga infonya belum basi. VO: kita bayar untuk sewa alamat domisili. bisa juga sewa ruangan kantor gitu/ VO banyak sekarang, ada di mana2. tergantung lokasi usaha dirimu aja, maunya di mana dan cek harga, karena variatif banget. saran gue, langsung booking setahun, biasanya ada diskon khusus. eh baru ngeh. kalau usaha katering gitu, izinnya mungkin beda karena berhubungan dengan makanan. rasanya lebih cocok ngurus ke Dinkes atau P-IRT gitu deh, karena kan mesti ada tempat usahanya.

  3. juanitoicecool berkata:

    Maaf .. kalau biaya waktu buat akta di notarisnya berapa ya.. terima kasih . Artikelnya bermanfaat bgt..

    1. rullylarasati berkata:

      hola Andy! biayanya 3 tahun yang lalu adalah 3,5 juta. entah sekarang ya, mudah2an sih naiknya nggak terlalu drastis. nego aja sama notarisya hihihihi πŸ™‚

  4. Halo mba, mau tanya, VO yg mba pake, di mana ya? Brp sewa per thnnya?

    1. rullylarasati berkata:

      saya di GreenHub – Kota Kasablanka. Cek langsung di sini ya, mungkin ada perubahan harga: http://greenhub.co.id/

  5. Esme berkata:

    Hallo mba, mau nanya jadi total biaya yang dikeluarkan kalau ngurus sendiri sekitar 300ribu ya? atau tetep harus ke notaris mba? dan mau nanya kalau tempat tinggal saya mengizinkan rumah menjadi tempat usaha jadi saya tidak perlu menyewa tempat usaha kan ya mba? mohon pencerahannya. Terima kasih.

    1. rullylarasati berkata:

      pertama kali bikin akta ke notaris mesti bayar dong πŸ™‚ yang 300rb itu urus di pengadilan (minta stempel gitu ke mereka). Kalau tempat tinggal boleh jadi tempat usaha, yeps, nggak mesti sewa. tapi pastikan urus izin domisili usahanya ya πŸ™‚

  6. Vinci Hadi Purnomo berkata:

    Bagus ya Jakarta. Sudah bisa gratisan. Bagaimana dgn Surabaya.

  7. Nando Napitupulu berkata:

    Hi mba Rully, ada hal yang mau saya tanyakan terkait VO dan urus izin domisili (SKDP). Saya udah googling mbak dan cari2 VO dan kalo sewa tahunan lumayan juga hahaha. Kalo sewa sebulan doang apakah akan tetap dikasih berkas untuk urus izin domisili sama pihak VO dan akan di approve oleh kelurahan? Modal minim banget soalnya hehehe.

    PS: I sent u a request on linkedin

    Thank you

    1. rullylarasati berkata:

      halo juga! udah nyari ke mana aja? biasanya kalau sewa setahun dapat diskon lho dari VO. Di Estubizi dan Greenhub setahun nggak sampe 4 juta. setahu saja, SKDP dari kelurahan dikasihnya minimal 1 tahun. Mendingan tanya langsung VO yang diinginkan biar jelas. Oh iya, sekarang kalau ngurus SKDP, mesti antre online dulu. Kalau berkas beres, seminggu kemudian bisa diambil.

  8. wiefanna berkata:

    hi kak rully saya mau taya, kalau saya tinggal di tangerang tapi ingin membuat cv domisili jakarta apakah bisa ya kak?
    dan akta notaris harus sama dengan cv didirikan domisili pembuatannya,
    contoh, notaris area di tangerang tetapi pendirian cv di jakarta,
    sya tunggu jawabannya, terimakasih

    1. rullylarasati berkata:

      hm, kalau notaris lintas daerah saya nggak tau kebijakannya… sebaiknya kontak dulu ke notarisnya, bisa atau nggak. saya notaris di Jakarta Timur, domisili Jakarta Selatan sih bisa.

      1. wiefanna berkata:

        ok ,makasih infonya ka

    1. rullylarasati berkata:

      terima kasih! semoga berguna ya πŸ™‚

  9. Aidya Audrey berkata:

    kak, jadi ini kita ke notaris cuma untuk binik Akta Usaha buat CV kita ya? sama pesen nama CV nya? Yang lain nanti kita urus sendiri?

    1. rullylarasati berkata:

      iyes bener sekali. semua urus sendiri. tapi… kemungkinan sekarang prosesnya nggak sehari jadi ya, kualitas mundur nih 😦

  10. Aidya Audrey berkata:

    Btw jangan lupa aktifin adsense buat blog nya kak,soalnya tre ding di google untuk keyord uurus cv hehe kan lumayan

    1. rullylarasati berkata:

      makasih infonya!

  11. Afrizal berkata:

    Ka mau nanya dong, apakah ada biaya tahunan/bulanan seperti pajak atau hal lain yang kita harus tanggung ketika memiliki CV? jika ada, tahun ini kena berapa ya kak?

    1. rullylarasati berkata:

      pajak pasti ada dong πŸ™‚ ini untuk lebih jelasnya: https://www.online-pajak.com/pajak-ukm-umkm-apa-saja-pajak-yang-harus-dibayarkan. Kalau omsetnya makin besar, pajaknya lebih besar, kikikik…. kelas UKM, kalau omset belum sampai 4,8 M(milyar yaw, bukan eMber), pajak PPH Finalnya adalah 0.5% dari omset. biar lebih gampang, setiap ada omset masuk, jangan lupa langsung setor pajaknya. usahakan punya pencatatan keuangan yang rapi, biar nggak gedubrakan pas nanti kudu lapor SPT πŸ˜€ Biaya bulanan lainnya? kalau punya karyawan, ya kudu bayarin gaji bulanan karyawan (kikikik), sewa bangunan (kalau ada). sisanya sih, yang mesti setor ke pemerintahan, nggak ada tuh. pajak dowang. semoga berguna ya infonya πŸ™‚

  12. Untung Surapati berkata:

    Terimakasih informasinya,mbak..
    Sangat berguna utk saya yg berniat mendirikan CV.

    1. rullylarasati berkata:

      sip, good luck ya! sakseissss usahanya!

Tinggalkan komentar